bacakoran.co

Pertamina Bantah BBM Oplosan, Tegaskan Pertamax Sesuai Standar, Netizen Minta Dicek Lembaga Independen

Menyusul bantahan Pertamina adanya Pertamax yang dioplos, netizen pun meminta dilakukan pengecekan oleh lembaga independen, bukan dari internal Pertamina. Tampak pengendara antre di SPBU Shell.--istimewa

BACAKORAN.CO - Buntut kabar Pertamax yang dioplos dari Pertalite, masyarakat menuntut audit menyeluruh terhadap bahan bakar minyak (BBM) yang beredar di pasaran.

Mereka berharap ada pengawasan lebih ketat agar tidak lagi menjadi korban permainan mafia minyak.

“Yang produksi pertamina, yang memasarkan pertamina, yang audit pertamina, trus yang beri klarifikasi pertamina. Yakin hasilnya? Harusnya diaudit lembaga independent,” tulis salah seorang netizen.

Pernyataan ini disampaikan terkait keterangan PT Pertamina yang membantah tuduhan jika Pertamax yang dijual di pasaran adalah BBM oplosan.

BACA JUGA:Pertamax Oplosan, Netizen Curiga: Pantes Boros dan Mesin Brebet!

BACA JUGA:Masyarakat Bingung, BBM Oplosan Disebut Beda dengan Blending! Pertamina Kasih Paham, Begini Penjelasannya!

"Isu yang menyebutkan Pertamax sebagai BBM oplosan itu tidak benar," ujar Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina.
Fadjar menjelaskan jika ada perbedaan mendasar antara blending dan oplosan.

Blending merupakan proses pencampuran bahan bakar sesuai standar industri untuk mencapai kadar oktan yang diinginkan.

Sedangkan pplosan merupakan pencampuran ilegal yang tidak sesuai regulasi dan berpotensi merugikan konsumen.

Menurutnya, proses blending BBM diatur dan diawasi ketat agar tetap memenuhi standar yang berlaku.

BACA JUGA:Konsumen Beralih SPBU Shell Ramai Dipadati Kendaraan, Imbas Kasus Oplos Pertalite Jadi Pertamax

BACA JUGA:Pertamina Tak Terima Dibilang BBM Oplosan, Tapi Blending di Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak, Apa Bedanya?

Namun, dugaan korupsi dalam pengadaan RON 92 (Pertamax) telah mencoreng tata kelola industri migas di Indonesia.

Skandal BBM: Petinggi Pertamina dan Mafia Minyak Terjerat!

Pertamina Bantah BBM Oplosan, Tegaskan Pertamax Sesuai Standar, Netizen Minta Dicek Lembaga Independen

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co - buntut kabar dari pertalite, masyarakat menuntut audit menyeluruh terhadap bahan bakar minyak (bbm) yang beredar di pasaran.

mereka berharap ada pengawasan lebih ketat agar tidak lagi menjadi korban permainan mafia minyak.

“yang produksi pertamina, yang memasarkan pertamina, yang audit pertamina, trus yang beri klarifikasi pertamina. yakin hasilnya? harusnya diaudit lembaga independent,” tulis salah seorang netizen.

pernyataan ini disampaikan terkait keterangan yang membantah tuduhan jika pertamax yang dijual di pasaran adalah bbm oplosan.

"isu yang menyebutkan pertamax sebagai bbm oplosan itu tidak benar," ujar fadjar djoko santoso, vice president corporate communication pertamina.
fadjar menjelaskan jika ada perbedaan mendasar antara blending dan oplosan.

blending merupakan proses pencampuran bahan bakar sesuai standar industri untuk mencapai kadar oktan yang diinginkan.

sedangkan pplosan merupakan pencampuran ilegal yang tidak sesuai regulasi dan berpotensi merugikan konsumen.

menurutnya, proses blending bbm diatur dan diawasi ketat agar tetap memenuhi standar yang berlaku.

namun, dugaan korupsi dalam pengadaan ron 92 (pertamax) telah mencoreng tata kelola industri migas di indonesia.

skandal bbm: petinggi pertamina dan mafia minyak terjerat!

kejaksaan agung (kejagung) telah mengungkap modus korupsi yang melibatkan pejabat pertamina dan pihak swasta.

pejabat pertamina yang jadi tersangka:

- riva siahaan (rs) – direktur utama pt pertamina patra niaga

- sani dinar saifuddin (sds) – direktur feedstock and product optimization pt kilang pertamina internasional

- yoki firnandi (yf) – direktur utama pt pertamina international shipping

- agus purwono (ap) – vp feedstock management pt kilang pertamina internasional

pihak swasta yang terlibat:

- muhammad kerry andrianto riza (mkan) – beneficial owner pt navigator khatulistiwa

- dimas werhaspati (dw) – komisaris pt navigator khatulistiwa & pt jenggala maritim

- gading ramadhan joedo (yrj) – komisaris pt jenggala maritim & direktur pt orbit terminal merak

kejagung menemukan jika tersangka rs membeli bbm dengan ron lebih rendah (ron 90 atau pertalite), lalu mencampurnya di storage/depo hingga mencapai ron 92 (pertamax).

"tersangka rs membeli ron 90 atau lebih rendah, lalu melakukan blending ilegal di storage menjadi ron 92. hal ini tidak diperbolehkan," tegas direktur penyidikan jampidsus kejagung, abdul qohar.

Tag
Share