bacakoran.co – pertemuan panas antara presiden ukraina volodymyr zelensky dan presiden as di gedung putih berakhir dengan ketegangan yang mengejutkan dunia.
setelah adu mulut sengit, trump dikabarkan mengusir zelensky dari oval office.
insiden ini langsung memicu spekulasi tentang masa depan dukungan terhadap ukraina dalam perang melawan rusia.
dari sambutan hangat hingga adu mulut di oval office
awalnya, trump menyambut zelensky dengan senyum di depan gedung putih sebelum mereka masuk ke ruang oval untuk berdiskusi.
agenda utama pertemuan ini mencakup perang ukraina-rusia serta pembahasan kerja sama as-ukraina terkait akses ke mineral tanah jarang--umber daya strategis yang bernilai tinggi.
namun, suasana berubah panas ketika trump, didampingi wakil presiden jd vance, mulai mengkritik sikap zelensky.
"tanpa bantuan as, ukraina pasti sudah jatuh ke tangan rusia!" sergah trump dengan nada tinggi, seperti dilansir afp.
trump menuntut agar ukraina mempertimbangkan kompromi dengan rusia sebagai jalan menuju perdamaian.
namun, zelensky menolak mentah-mentah usulan tersebut.
"tidak ada kompromi dengan pembunuh di tanah kami!" tegas zelensky.
jawaban ini membuat trump semakin geram.
dengan nada keras, ia memperingatkan jika ukraina tak mau mengikuti saran as, maka washington bisa menarik dukungannya.
"anda harus mencapai kesepakatan, atau kami keluar! jika kami keluar, anda akan bertarung sendirian—dan saya rasa itu tidak akan berjalan baik," ancam trump.
tak hanya itu, trump dan vance dikabarkan menghujani zelensky dengan makian di hadapan awak media sebelum akhirnya pertemuan berakhir dengan buruk.
rusia bersorak, eropa tetap dukung ukraina
insiden panas di gedung putih ini disambut dengan kegembiraan di moskow.
maria zakharova, juru bicara kementerian luar negeri rusia, bahkan memuji trump karena bisa tetap tenang meskipun menghadapi perdebatan panas dengan zelensky.
"bagaimana trump dan vance bisa menahan diri untuk tidak menghajar bajingan itu adalah keajaiban soal kesabaran," ujar zakharova dengan sinis, dikutip dari afp.
sementara itu, mantan presiden rusia dmitry medvedev menyebut zelensky sebagai "babi tak tahu diri" yang akhirnya mendapat "pelajaran yang pantas" di gedung putih.
namun, berbeda dengan trump, para pemimpin eropa tetap menunjukkan solidaritas terhadap ukraina.
presiden prancis emmanuel macron menegaskan jika eropa akan terus membantu ukraina dan menjatuhkan sanksi terhadap rusia.
perdana menteri inggris keir starmer bahkan langsung menelepon zelensky untuk menyampaikan dukungan setelah kabar cekcok dengan trump tersebar luas.
menteri luar negeri jerman annalena baerbock juga menyatakan dukungan, menegaskan jika perjuangan ukraina untuk perdamaian dan keamanan juga merupakan kepentingan dunia.
batalnya kesepakatan tanah jarang: pukulan baru bagi ukraina?
selain perselisihan politik, insiden di gedung putih juga berdampak langsung pada kerja sama ekonomi antara as dan ukraina.
sebelumnya, kedua negara direncanakan menandatangani perjanjian akses as ke tanah jarang ukraina--sumber daya penting dalam industri teknologi tinggi.
namun, setelah adu mulut antara zelensky dan trump, kesepakatan tersebut batal diteken.
seorang pejabat as membenarkan bahwa rencana kerja sama mineral antara washington dan kyiv kini dalam ketidakpastian.
namun, zelensky menegaskan jika pintu negosiasi dengan as masih terbuka.
"sangat penting bagi kami untuk mendapatkan dukungan presiden trump. dia ingin mengakhiri perang, tetapi tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian selain kami," tulis zelensky di media sosial x--dulunya twitter pada sabtu (1/3), dikutip afp.
apa selanjutnya? nasib dukungan as di persimpangan jalan
setelah pertikaian ini, muncul pertanyaan besar: akankah trump benar-benar menarik dukungan as dari ukraina?
jika washington mengurangi bantuan militer dan finansial, ukraina bisa semakin terdesak dalam perang melawan rusia.
namun, dukungan dari negara-negara eropa tetap kuat, memberi harapan jika kyiv masih bisa bertahan meski hubungan dengan as memanas.