bacakoran.co

Masyarakat Bingung, BBM Oplosan Disebut Beda dengan Blending! Pertamina Kasih Paham, Begini Penjelasannya!

Masyarakat dibuat bingung penjelasan Pertamina yang menyatakan jika BBM oplosan beda dengan blending yang disebut pencampuran bahan bakar sesuai standar yang telah ditetapkan.--pt pertamina/istimewa

BACAKORAN.CO – Perdebatan soal blending dan oplosan BBM tengah menjadi sorotan.

Masyarakat dibuat bingung setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap skandal korupsi dalam pengadaan RON 92 (Pertamax).

Di media sosial, muncul istilah "Pertamax rasa Pertalite", yang membuat netizen bertanya-tanya.

Apa bedanya blending dengan BBM oplosan?

BACA JUGA:Konsumen Beralih SPBU Shell Ramai Dipadati Kendaraan, Imbas Kasus Oplos Pertalite Jadi Pertamax

BACA JUGA:Pertamina Tak Terima Dibilang BBM Oplosan, Tapi Blending di Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak, Apa Bedanya?

Jika blending merupakan praktik standar dalam industri minyak, mengapa dalam kasus ini justru dianggap sebagai pelanggaran?

Pertamina: Blending Itu Legal, Oplosan Tidak!

Menanggapi kebingungan publik, PT Pertamina menegaskan jika Pertamax yang dijual ke masyarakat bukan BBM oplosan.

"Isu yang menyebutkan Pertamax adalah BBM oplosan itu tidak benar," tegas Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, dalam pernyataan resminya.

BACA JUGA:Selain Dirut, Berikut 7 Nama Pejabat Pertamina dan Swasta Tersangka Korupsi Oplos Minyak, Rugi 193,7 Triliun!

BACA JUGA:Catat! Ini Daftar Sembilan Tersangka Kasus Korupsi Minyak Pertamina, Bakal Terus Bertambah?

Menurut Fadjar, blending dan oplosan adalah dua hal yang berbeda.

Blending adalah proses pencampuran bahan bakar sesuai standar industri untuk mencapai kadar oktan (RON) yang diinginkan.

Masyarakat Bingung, BBM Oplosan Disebut Beda dengan Blending! Pertamina Kasih Paham, Begini Penjelasannya!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – perdebatan soal blending dan tengah menjadi sorotan.

masyarakat dibuat bingung setelah mengungkap skandal korupsi dalam pengadaan ron 92 (pertamax).

di media sosial, muncul istilah "pertamax rasa pertalite", yang membuat netizen bertanya-tanya.

apa bedanya blending dengan bbm oplosan?

jika blending merupakan praktik standar dalam industri minyak, mengapa dalam kasus ini justru dianggap sebagai pelanggaran?

pertamina: blending itu legal, oplosan tidak!

menanggapi kebingungan publik, pt pertamina menegaskan jika pertamax yang dijual ke masyarakat bukan bbm oplosan.

"isu yang menyebutkan pertamax adalah bbm oplosan itu tidak benar," tegas vice president corporate communication pertamina, fadjar djoko santoso, dalam pernyataan resminya.

menurut fadjar, blending dan oplosan adalah dua hal yang berbeda.

blending adalah proses pencampuran bahan bakar sesuai standar industri untuk mencapai kadar oktan (ron) yang diinginkan.

sedangkan oplosan merujuk pada pencampuran yang dilakukan secara ilegal tanpa mengikuti regulasi yang berlaku.

sebagai contoh, pertalite (ron 90) dihasilkan dari pencampuran bahan bakar dengan ron lebih tinggi dan lebih rendah.

proses ini diatur dan diawasi agar kualitas bahan bakar tetap sesuai standar.

skandal bbm: petinggi pertamina & pihak swasta terjerat!

namun, dalam kasus dugaan korupsi ini, proses blending justru dilakukan secara tidak sah, yang menyebabkan negara mengalami kerugian besar.

kejagung telah menetapkan sejumlah petinggi pertamina dan pihak swasta sebagai tersangka, di antaranya:
pejabat pertamina:

- riva siahaan (rs) – direktur utama pt pertamina patra niaga

- sani dinar saifuddin (sds) – direktur feedstock and product optimization pt kilang pertamina internasional

- yoki firnandi (yf) – direktur utama pt pertamina international shipping

- agus purwono (ap) – vp feedstock management pt kilang pertamina internasional

pihak swasta:

- muhammad kerry andrianto riza (mkan) – beneficial owner pt navigator khatulistiwa

- dimas werhaspati (dw) – komisaris pt navigator khatulistiwa & pt jenggala maritim

- gading ramadhan joedo (yrj) – komisaris pt jenggala maritim & direktur pt orbit terminal merak

menurut kejagung, rs membeli bbm dengan ron lebih rendah (ron 90 atau pertalite), lalu mencampurnya di storage/depo untuk meningkatkan kadar oktan menjadi ron 92 (pertamax).

"tersangka rs melakukan pembelian ron 90 atau lebih rendah, lalu melakukan blending di storage menjadi ron 92. hal ini tidak diperbolehkan," ujar direktur penyidikan jampidsus kejagung, abdul qohar.

Tag
Share