bacakoran.co

12 Siswa dari 3 SD di Takalar Diduga Keracunan MBG di Sekolah, Dinkes Setempat: Sifatnya Tidak Massal

12 Siswa dari 3 SD di Takalar Diduga Keracunan MBG di Sekolah--Kolase

BACAKORAN.CO - Sebanyak 12 siswa di tiga sekolah dasar (SD) di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan mengalami keracunan setelah menyantap makan siang gratis atau makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu (26/02/2025).

Mendengar kabar tersebut, pemerintah setempat langsung menyelidiki kejadian itu.

Berdasarkan informasi, memang benar adanya bahwa 12 siswa SD yang berasal dari 3 sekolah mengalami keracunan, yakni, SD Kapunrengan, SD Bonto Ba'do, dan SD Lengkese.

BACA JUGA:PSIM Juara Liga 2 2024/2025, Pelatih PSIM: Ini Sudah Takdir!

BACA JUGA:Viral Video Siswa di Papua Ditendang Oknum ASN Gara-gara Protes Program MBG, Netizen: Pecat Oknum Tersebut

"Kejadian ini di tiga SD, yakni di SD Kapunrengan 10 siswa, SD Bonto Ba'do 1 orang dan SD Lengkese 1 orang siswa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar dr. Nilal Fauziah, Rabu (26/02/2025).

Dikutip dari Liputan6, kedua belas siswa-siswi itu mengalami sakit pusing dan sakit perut setelah memakan menu MBG yang disiapkan sekolah dengan menu berupa nasi, tahu, ikan, dan pisang.

Seluruh siswa yang mengalami keracunan itu langsung dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) utnuk diperiksa lebih lanjut.

Namun, Nilai masih menduga bahwa keracunan ini tidak bersfat massal karena hanya 12 orang siswa yang mengalami dari total 97 siswa yang menyantap menu yang sama.

BACA JUGA:Badan Gizi Nasional Sebut Kandungan Protein Belalang dan Ulat Sagu Sangat Tinggi, Benarkah Jadu Menu MBG

BACA JUGA:Tanggapan Prabowo Tentang Pelaksanaan Program Makan Siang Gratis dan Dana Zakat MBG

"Jadi tidak massal sifatnya. Karena jumlah anak yang di berikan makanan ada 97 orang," terang Nilal dalam tulisannya.

Sementara ini, pihak Dinas Kesehatan masih meninjau ulang dengan mengambil sampel makanan yang dimakan para anak yang keracunan untuk diperiksa ke laboratorium oleh tim surveylance.

"Jadi kita belum bisa memastikan karena ada banyak kemungkinan. Termasuk bisa saja berasal dari air minum yang sebagian besar dibawa anak anak dari rumahnya." imbuh Nilal. 

12 Siswa dari 3 SD di Takalar Diduga Keracunan MBG di Sekolah, Dinkes Setempat: Sifatnya Tidak Massal

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - sebanyak 12 siswa di tiga sekolah dasar (sd) di kabupaten , sulawesi selatan mengalami keracunan setelah menyantap makan siang gratis atau makan bergizi gratis () pada rabu (26/02/2025).

mendengar kabar tersebut, pemerintah setempat langsung menyelidiki kejadian itu.

berdasarkan informasi, memang benar adanya bahwa 12 siswa sd yang berasal dari 3 sekolah mengalami keracunan, yakni, sd kapunrengan, sd bonto ba'do, dan sd lengkese.

"kejadian ini di tiga sd, yakni di sd kapunrengan 10 siswa, sd bonto ba'do 1 orang dan sd lengkese 1 orang siswa," kata kepala dinas kesehatan kabupaten takalar dr. nilal fauziah, rabu (26/02/2025).

dikutip dari liputan6, kedua belas siswa-siswi itu mengalami sakit pusing dan sakit perut setelah memakan mbg yang disiapkan sekolah dengan menu berupa nasi, tahu, ikan, dan pisang.

seluruh siswa yang mengalami keracunan itu langsung dilarikan ke unit gawat darurat (ugd) utnuk diperiksa lebih lanjut.

namun, nilai masih menduga bahwa keracunan ini tidak bersfat massal karena hanya 12 orang siswa yang mengalami dari total 97 siswa yang menyantap menu yang sama.

"jadi tidak massal sifatnya. karena jumlah anak yang di berikan makanan ada 97 orang," terang nilal dalam tulisannya.

sementara ini, pihak dinas kesehatan masih meninjau ulang dengan mengambil sampel makanan yang dimakan para anak yang keracunan untuk diperiksa ke laboratorium oleh tim surveylance.

"jadi kita belum bisa memastikan karena ada banyak kemungkinan. termasuk bisa saja berasal dari air minum yang sebagian besar dibawa anak anak dari rumahnya." imbuh nilal. 

berkaitan dengan hal tersebut, sekretaris daerah (sekda) takalar muhammad hasbi mengimbau masyarakat takalar agar tidak panik menyikapi kejadian tersebut.

"ini kejadian pertama dan tidak massal. percayakan kepada pemerintah untuk menangani hal ini. kami yakinkan, program ini demi perbaikan asupan gizi untuk anak-anak kita," ucap hasbi terpisah.

sementara itu, salah satu orang tua murid, armila, mengakui bahwa anaknya yang bernama fahri memang dilarikan ke puskesmas ole pihak sekolah setelah mengalami sakit perut.

"saya mendapat informasi sekitar jam 10 pagi tadi, jadi saya langsung ke puskesmas dan ternyata anak saya sudah diberi obat," ungkap karmila.

meskipun demiikian, sampai saat ini pihak pemerintah daerah masih menunggu hasil pemeriksaan terkait penyebab keracunan yang dialami para siswa sd agar kejadian serupa tidak lagi terjadi.

Tag
Share