bacakoran.co

Fantastis! Kerugian Nelayan Akibat Pagar Laut di Tangerang Mencapai Rp9 Miliar dalam Lima Bulan Terakhir

Ombudsman Taksir Kerugian Nelayan Akibat Pagar Laut di Tangerang Sentuh Angka Rp 9 Miliar --bbc

BACAKORAN.CO - Pagar laut yang ada di Tangerang, Banten menyita banyak perhatian publik termasuk Ombudsman RI.

Dari adanya pagar laut ini salah satu kerugiannya adalah para nelayan yang mencari nafkah di laut tersebut menjadi terganggu.

Yeka Hendra Fatika yang merupakan anggota ombudsman RI ungkap kerugian nelayan selama 5 bulan terakhir mencapai Rp9 miliar.

"Saya sudah menghitung dengan penurunan rata-rata 100 ribu rupiah per hari, kalau misalnya melautnya 5 hari, ada 20 hari, dikali sekian bulan, 3 bulan saja sudah 9 miliar," jelasnya, dikutip Bacakoran.co dari disway.id, Kamis (16/1/2025).

BACA JUGA:KKP Segel Pagar Laut di Perairan Bekasi, Nelayan Merugi

BACA JUGA:Heboh! Pagar Laut Kini Kembali Ditemukan di Bekasi, KKP Pastikan Tidak Memiliki Izin

Karena itulah Ombudsman akan memantau tindak lanjut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada percepatan pembongkaran pagar yang ada di wilayah Banten.

"Karena pagar laut ini sudah berlangsung lama sejak Agustus 2024, semestinya tidak perlu menunggu 20 hari untuk pembongkaran. Namun memang perlu persiapan sumber daya untuk melakukan pembongkaran ini," ungkapnya kepada awak media.

Yeka juga membeberkan jika pihak ombudsman sedang melakukan investigasi terkait pagar laut ini dan tidak menutup kemungkinan ombudsman juga akan melakukan pemanggilan pada pihak terkait untuk merampungkan hasil investigasi.

"Kalau ilegal otomatis ada potensi pidana. Sehingga dalam ini perlu peran aparat penegak hukum. Ombudsman lebih menyoroti persoalan pelayanan publik yang terganggu," tegas Yeka.

BACA JUGA:Bukan PIK 2, Inilah Sosok di Balik Pagar Misterius di Laut Tangerang, Ternyata

BACA JUGA:Waduh! Kepala Desa Kohod Ikut Jadi Sorotan Terkait Viralnya Pagar Laut PIK 2, Kenapa Ya? 

Sebelumnya pembangunan pagar misterius di perairan Laut Tangerang telah memicu rasa penasaran masyarakat setempat dan memunculkan berbagai spekulasi.

Setelah berbagai rumor beredar akhirnya terungkap bahwa proyek pagar laut di Tangerang bukanlah bagian dari pengembangan PIK 2.

Fantastis! Kerugian Nelayan Akibat Pagar Laut di Tangerang Mencapai Rp9 Miliar dalam Lima Bulan Terakhir

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - pagar laut yang ada di tangerang, banten menyita banyak perhatian publik termasuk ombudsman ri.

dari adanya pagar laut ini salah satu kerugiannya adalah para nelayan yang mencari nafkah di laut tersebut menjadi terganggu.

yeka hendra fatika yang merupakan anggota ombudsman ri ungkap kerugian nelayan selama 5 bulan terakhir mencapai rp9 miliar.

"saya sudah menghitung dengan penurunan rata-rata 100 ribu rupiah per hari, kalau misalnya melautnya 5 hari, ada 20 hari, dikali sekian bulan, 3 bulan saja sudah 9 miliar," jelasnya, dikutip bacakoran.co dari , kamis (16/1/2025).

karena itulah ombudsman akan memantau tindak lanjut dari kementerian kelautan dan perikanan (kkp) pada percepatan pembongkaran pagar yang ada di wilayah banten.

"karena pagar laut ini sudah berlangsung lama sejak agustus 2024, semestinya tidak perlu menunggu 20 hari untuk pembongkaran. namun memang perlu persiapan sumber daya untuk melakukan pembongkaran ini," ungkapnya kepada awak media.

yeka juga membeberkan jika pihak ombudsman sedang melakukan investigasi terkait pagar laut ini dan tidak menutup kemungkinan ombudsman juga akan melakukan pemanggilan pada pihak terkait untuk merampungkan hasil investigasi.

"kalau ilegal otomatis ada potensi pidana. sehingga dalam ini perlu peran aparat penegak hukum. ombudsman lebih menyoroti persoalan pelayanan publik yang terganggu," tegas yeka.

 

sebelumnya pembangunan pagar misterius di perairan laut  telah memicu rasa penasaran masyarakat setempat dan memunculkan berbagai spekulasi.

setelah berbagai rumor beredar akhirnya terungkap bahwa  pagar laut di tangerang bukanlah bagian dari pengembangan pik 2.

dikutip bacakoran daripada jumat (10/1/2025)  ternyata kelompok nelayan yang tergabung dalam jaringan rakyat pantura (jrp) mengaku bahwa pagar laut atau tanggul yang membentang di pesisir utara tangerang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat.

tanggul ini memiliki fungsi penting sebagai pemecah ombak, pencegah abrasi, serta langkah mitigasi terhadap ancaman megathrust dan tsunami.

menurut tarsin, seorang perwakilan nelayan, tanggul ini adalah hasil inisiatif  yang berlokasi di pantai karang serang, sukadiri, kabupaten tangerang.

"tanggul ini merupakan hasil inisiatif swadaya dari masyarakat setempat" jelas tarsin pada jumat (10/1/2025).

tarsin juga menegaskan bahwa berbagai opini negatif yang beredar mengenai pembangunan pagar laut ini tidaklah benar. 

ia menjelaskan bahwa tanggul laut adalah struktur fisik yang sangat penting untuk mengurangi dampak gelombang besar dan melindungi wilayah pesisir dari ombak tinggi yang bisa mengikis pantai serta merusak infrastruktur. 

lebih lanjut, tanggul ini berfungsi untuk mencegah abrasi dan pengikisan tanah di wilayah pantai, yang dapat membahayakan ekosistem dan permukiman.

"meski tidak bisa sepenuhnya menahan tsunami, tanggul laut membantu mengurangi energi gelombang hingga dampaknya lebih kecil di pesisir," tambah tarsin.

jika kondisi tanggul laut terjaga dengan baik, area di sekitarnya bisa dimanfaatkan sebagai tambak ikan, memberikan peluang ekonomi baru dengan meningkatkan produksi perikanan dan membantu kesejahteraan masyarakat setempat.

 "tambak ikan di dekat tanggul juga dapat dikelola secara berkelanjutan untuk menjaga ekosistem tetap seimbang," ujarnya.

tarsin berharap agar pemerintah dapat meluruskan persoalan ini sehingga tidak merugikan para nelayan. 

"kami, nelayan di sini, merasa aman dan nyaman," lanjutnya.

panjang pagar laut menjangkau 16 desa di tangerang

sementara itu eli menjelaskan bahwa pagar laut di tangerang ini mencakup 16 desa, termasuk tiga desa di kecamatan kronjo, tiga desa di kecamatan kemiri, empat desa di kecamatan mauk, satu desa di kecamatan sukadiri, tiga desa di kecamatan pakuhaji dan dua desa di kecamatan teluknaga.

pagar laut sepanjang 30,16 kilometer ini merupakan kawasan pemanfaatan umum yang meliputi zona pelabuhan laut, zona perikanan tangkap, zona pariwisata, zona pelabuhan perikanan, zona pengelolaan energi, zona perikanan budidaya, dan juga beririsan dengan rencana waduk lepas pantai yang diinisiasi oleh bappenas.

"di sepanjang kawasan ini, 6 kecamatan dengan 16 desa ini, ada sekelompok nelayan, masyarakat pesisir yang beraktivitas sebagai nelayan. ada 3.888 nelayan, kemudian ada 502 pembudidaya," jelas eli dikutip  pada rabu, 8 januari 2025.

Tag
Share