
BACAKORAN.CO - Konten kreator, yuk ikut aktivis lingkungan dengan manfaatin prompt Google Veo 3 untuk kampanye melawan tambang nikel di Raja Ampat.
Raja Ampat, yang dikenal sebagai "surga terakhir di Bumi," menghadapi ancaman serius akibat aktivitas tambang nikel yang mengancam terumbu karang, hutan, air bersih, ekonomi lokal.
Dan keanekaragaman hayati yang menjadikan wilayah ini unik secara global.
Dengan Google Veo 3, kamu bisa ikut bersuara untuk #SaveRajaAmpat dari tambang nikel bareng aktivis lingkungan untuk menggugah kesadaran dunia dan memperjuangkan perlindungan Raja Ampat.
Raja Ampat, terletak di Papua Barat Daya, adalah pusat keanekaragaman hayati laut global dengan lebih dari 600 spesies terumbu karang dan 2.500 spesies ikan, menjadikannya bagian dari Segitiga Terumbu Karang Dunia.
BACA JUGA:Ramai Tagar Save Raja Ampat! Kini Bahlil Ungkap Warga Pulau Gag Desak Lanjutan Proyek Tambang Nikel
BACA JUGA:Pemerintah Jamin Solusi untuk Masalah Tambang Nikel di Raja Ampat, Apa yang Akan Terjadi?
Namun, aktivitas tambang nikel, seperti yang dilakukan PT Gag Nikel, PT Kawei Sejahtera Mining (KSM), dan PT Mulia Raymond Perkasa (MRP), telah menyebabkan deforestasi, sedimentasi laut, dan pencemaran air.
Berdasarkan penelusuran, salah satu tambang nikel di Raja Ampat dikabarkan milik perusahaan asal China.
Menurut Greenpeace Indonesia, eksploitasi nikel di Pulau Gag, Kawe, dan Batang Pele telah membabat lebih dari 500 hektare hutan dan memicu sedimentasi yang merusak terumbu karang.
Dampak ini tidak hanya mengancam ekosistem laut, tetapi juga ekonomi lokal yang bergantung pada pariwisata dan perikanan.
Sedimentasi menghambat fotosintesis terumbu karang, sementara limbah tambang mencemari air bersih, mengganggu kesehatan masyarakat dan biota laut.
BACA JUGA:Raja Ampat Tetap Dilindungi, tapi Ada Area Tambang Nikel? Ini Penjelasan Lengkap dari Bahlil
BACA JUGA:Mengkhawatirkan, DPR Desak Bahlil untuk Stop Aktifitas Tambang di Raja Ampat: Hentikan Permanen!
Aktivis lingkungan, seperti Greenpeace dan Aliansi Jaga Alam Raja Ampat, menyerukan pencabutan izin tambang dan pengembangan ekonomi berkelanjutan seperti ekowisata.
