Aksi Demo Ratusan Pegawai ASN Soal Pemecatan Mendadak, Kemendiktisaintek Siap Buka Dialog Terbuka

Senin 20 Jan 2025 - 14:01 WIB
Reporter : Deby Tri
Editor : Deby Tri
Aksi Demo Ratusan Pegawai ASN Soal Pemecatan Mendadak, Kemendiktisaintek Siap Buka Dialog Terbuka

BACAKORAN.CO - Setelah ramai kabar ratusan pegawai ASN Kemdiktisaintek melakukan aksi demo di depan kantor akhirnya Togar M Simatupang Sekjen Kemdiktisaintek RI buka suara.

Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar M. Simatupang, menyatakan bahwa tidak ada pemecatan mendadak yang dilakukan.

Menurutnya pengambilan keputusan mengenai pegawai selalu mempertimbangkan tingkat layanan dan kualitas yang harus dipertahankan oleh setiap bagian atau individu. 

Togar menekankan bahwa perbedaan pandangan dan pelaksanaan penghargaan serta pembinaan adalah bagian dari proses penataan organisasi.

BACA JUGA:TERUNGKAP! Ini Pemicu Aksi Demo ASN di Kemendikti hingga Tuding Satryo Menteri Dzalim, Suka Main Tampar!

BACA JUGA:Pendemo di Kemendikti Minta Bantuan Presiden Prabowo, Minta Menteri Dicopot Karena Suka Tampar Pegawai

Togar juga menekankan pentingnya dialog dalam menyelesaikan konflik yang terjadi.

Ia menyatakan bahwa pihaknya siap membuka ruang dialog untuk mencari solusi terbaik bagi semua pihak yang terlibat. 

"Sebenarnya masih tersedia ruang dialog yang lebih baik dan ini tetap dengan tangan yang terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pencapaian resolusi yang terbaik," ujarnya, menegaskan komitmen untuk mencapai resolusi yang adil dan bijaksana.

Sementara itu Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno, menduga bahwa pemecatan Neni disebabkan oleh kesalahpahaman yang mengarah pada fitnah. 

BACA JUGA:Usai Dilantik, Trump Pertimbangkan Relokasi Warga Gaza ke Luar Palestina, Ada Indonesia!

BACA JUGA:Sepi Penumpang, Maskapai Penerbangan Ini Tutup Rute Jakarta Jakarta-Surabaya Meski Baru Beroperasi 3 Bulan

Ia mengungkapkan bahwa situasi serupa pernah dialami oleh pegawai lain, meskipun tidak ingin menyebutkan identitas mereka. 

Suwitno berharap aksi ini dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat dan pemerintah, terutama kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk meninjau kembali keputusan yang diambil oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro.

"Mungkin ada kesalahpahaman di dalam pelaksanaan tugas dan itu menjadi fitnah atau suuzon bahwa Ibu Neni menerima sesuatu, padahal dia tidak melakukannya," Jelas Suwitno.

Kategori :