
BACAKORAN.CO - Terancam batal, baru terungkap bahwa kabinet Israel masih akan memberikan suara mengenai kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera.
Dua anggota kabinet telah menyuarakan penentangan terhadap gencatan senjata.
Di mana Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir mengancam keluar dari pemerintahan jika menyetujui kesepakatan.
Di sisi lain kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu Kamis, menuduh Hamas mengingkari beberapa bagian perjanjian perdamaian, meski hamas mengatakan "tidak ada dasar" untuk tuduhan Israel.
BACA JUGA:Berulah Lagi! Kabinet Israel Tolak Gencatan Senjata, Serangan untuk Gaza Terus Berlanjut
Netanyahu bahkan berjanji menunda pemungutan suara kabinet hingga masalah tersebut ditangani.
Serangan terbaru Israel juga makin gencar membombardir Gaza kemarin dan menyebabkan puluhan orang tewas.
Militer Zionis mengatakan telah menyerang 50 target di seluruh wilayah itu selama 24 jam.
Hamas mengatakan serangan terbaru Israel kemarin di Gaza menewaskan 80 orang dan melukai ratusan lainnya.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Hanya Ilusi? Israel Gempur Gaza, Houthi Siap Balas Dendam!
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, memperingatkan bahwa serangan Israel itu telah membahayakan nyawa para sandera sendiri.
Menurut Hamas mereka yang akan dibebaskan berdasarkan kesepakatan bisa tewas. "Dapat mengubah kebebasan mereka... menjadi tragedi," tegasnya.
Meski demikian, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang telah terlibat dalam upaya mediasi selama berbulan-bulan, mengatakan bahwa ia yakin gencatan senjata akan berjalan sesuai jadwal.
"Saya yakin dan sepenuhnya berharap implementasi akan dimulai seperti yang kami katakan, pada Minggu," tegasnya, dikutip AFP.
BACA JUGA:Update! 7 Fakta Baru Menarik Gencatan Senjata Israel-Hamas, Mimpi Perdamaian atau Sekadar Janji?